Kamis, 20 Mei 2010

Tiada Yang Abadi

Kehidupan itu terdiri dari lahir-mati, malam-siang, tinggi-pendek, senang-sedih, perempuan-laki laki, jahat-baik, atas-bawah, miskin-kaya, serta dating-pergi. Tanpa penyedap itu, bukan namanya kehidupan. Siapa yang tidak sedih ditinggal kekasihnya baik ibu, bapak, suami, istri, anak serta orang terkasih lainnya. Tapi itulah kehidupan semuanya tiada yang abadi seperti surat Ar Rum ayat 64

“ dan dalam kehidupan dunia ini hanya senda gurau dan permainan. Dan sesungguhnya negeri akhirat itulah kehidupan yang sebenarnya, sekiranya mereka mengetahuinya.”

Sesuatu yang menyakitkan kehilangan mereka seperti dunia terasa terhimpit. Jangan bersedih, Allah bersama kita.

           Seandainya kita bisa bersabar, tegar, kuat dan kokoh maka kita tidak akan merasakan kehilangan. Ingatlah bahwa kita ini miliki Allah begitu juga makhluk yang lainnya didunia ini. Mengapa kita harus bersedih jika Dia mengambilnya? Itukan milikinya. Kita hanya dititipkan Allah semua itu.

           Saudaraku, allah tidak akan membuat kita sebagai makhluknya merasa tertekan karena Dia sangat sayang dengan kita. Sudah berapa nikmat Allah yang kita gunakan? Adakah Allah memintanya kembali kepada kita? Dari kita dalam kandungan, allah maha tahu kalau kita tidak bisa apa-apa, makanya kita di titipnya di rahim ibu kita. Saat kita sudah lahir, kita tidak bisa apa-apa, Allah menitipkan kita pada orangtua kita serta saudara-saudara kita agar kita dididik, dirawat, dipelihara. Selanjutnya,  ketika kita sudah dewasa Allah merasa kita membutuhkan pasangan hidup, maka Allah memberikan kita pasangan hidup yang Sholeh/a.  Lalu kurang apakah Allah?

           Belum lagi nikmat hidup, adakah Allah meminta bayar atas oksigen yang Dia berikan ke kita? Semua itu gratis. terus bagaimana dengan saudara kita dirumah sakit, mereka harus membayar oksigen itu. Begitu juga dengan air sebagai sumber kehidupan kita, Allah meciptakan sumber mata air untuk kita. Lalu Allah juga menundukkan langit dan bumi untuk kita.

           Jadi saudarku, bersabarlah. Janganlah engkau bersedih karena Dia mengambil miliknya walaupun milik Nya itu adalah orang-orang terkasih kita. Bersabarlah, istifarlah, mendekatlah dan berserah dirilah padaNya.

  dan barang siapa yang berserah diri pada Allah, sedang dia berbuat suatu kebaikan, maka sesungguhnya dia telah berpegang pada tali yang kokoh. Hanya kepada Allah kesudahan segala urusan.”( Lukman ayat 22)

Berserah dirilah padaNya karena semua kisah itu ada akhirnya maka serahkanlah kisah kehidupanmu pada Nya. Waktu akan menjawab semua itu.

wassalam

Tidak ada komentar:

Posting Komentar